Jadi Full Time Content Creator di 1 Tahun Pandemi

diviacitalk's
7 min readFeb 12, 2021
https://id.pinterest.com/

So, Hai akhirnya aku memutuskan untuk siap menjadi full time content creator. Memang sebuah keputusan besar dan berat, memilih untuk menjadi konten kreator ditengah pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir.

Kemarin, awal bulan ini February 2021 telah genap 1 tahun Indonesia dan Covid-19 berteman. Happy Anniversary !! haha bercanda ya, ya akupun salah satu korban dari 1 Tahun bersama Covid-19. Seluruh rencana yang ku buat di awal tahun 2020 terkubur perlahan. Bukan tidak bisa direalisasikan, tetapi semakin banyak hal yang harus ku mulai hitung dan ukur “skala prioritas”-nya. Seperti deh contoh ya, kita semua pasti merencanakan untuk LIBURAN di 2020, but bye bye liburan haha. Ketika kota mu tinggal mulai memberlakukan Work From Home — Work From Office semua berubah. Anggaran untuk liburanmu bisa saja teralihkan untuk hal lain yang tingkat urgency nya lebih di utamakan.

Dana mu untuk liburan mungkin saja tetap bisa kamu simpan untuk liburan disaat semua sudah kembali normal. Atau kamu si salah satu yang memanfaatkan situasi untuk tetap bandel berwisata di tengah pandemi demi menekan harga akomodasi dan seluruhnya? aku harap tidak ya. Aku dan kita tau kan kita tidak bisa seegois itu. Pasti kita berfikir “oke kita nabung lagi saja esok, ini ku alihkan untuk keperluan selama pandemi ini. esok akan berakhir, aamiin” itu dia doa setiap orang pastinya, termasuk si milenial.

Saat pandemi mulai menunjukan keseriusannya, dan tidak lagi sebuah candaan. Semua harga pun meroket tajam, baru saja januari aku bisa mengakses si masker medis merek sen**si dengan harga distibutor obat dan perlatan medis (karena aku pun besar di kalangan itu, medis dan obat obatan bukan lah hal asing meski aku bukan lulusan kedokteran atau farmasi). Harga masker saat itu masih 16rb / Box dengan model masker saat ini hype, Duckbill. Dan beruntungnya aku saat itu, aku punya 4 box. 1 untuk ku, 1 untuk keluargaku, dan 2 box untuk pasanganku dan keluarganya.

Entah hanya aku atau kalian pun begitu, aku mungkin tak pandai beberapa hal tapi aku seseorang yang penuh persiapan dan memilih menyiapkan untuk menghindari segara resiko daripada menjadi seseorang yang menyelesaikan nya di saat semua sudah terjadi. Dalam kata lain, someone full of preparation. Aku memilih punya beberapa vitamin, obat, handsanitizer dan hal lain yang mungkin sulit didapat saat keadaan darurat. Dan aku menerapkan itu juga untuknya. Meski terlihat ribet, tapi lebih baik mencegah daripada mengobati kan? lebih baik tersedia dan ada daripada terburu buru mencari kan?

Jadi akupun cukup tenang saat pandemi, aku masih punya persediaan meski sedikit aku optimis ini semua akan berakhir. Tapi tidak semudah itu, ternyata aku terbangun saat ini didepan laptopku sambil mengetik ini “yah tepat 1 tahun belum berakhir”. Lucu ya tapi ini kenyataan. Banyak yang merasa dirugikan, banyak yang biasa saja, bahkan pasti ada juga yang meraup banyak keuntungan dari sini. Ya ini bukan sekedar statment sih, ini semua hadir dari keresahan. Keresahan yang bertumpuk dan berubah menjadi harapan. Semoga pandemi ini esok akan berakhir, dan aku kita semua bisa memulai lagi dari nol bahkan. Tak apa jika harus mulai dari nol, asalkan semua segera usai. Aku kamu kita bisa memulainya lagi, memupuk impian dan rencana yang bisa di realisasikan, segera.

Anggaran dan mungkin tabungan yang kalian siapkan untuk liburan sebagian telah teralihkan menjadi vitamin, obat obatan, kebutuhan makan untuk selama pembatasan sosial di rumah saja, dan segala keperluan pokok, kebersihan dan kesehatan lain.

Setelah 1 bulan, 2 bulan, 4 bulan masih seperti ini. Angka kematian dan ODP yang ada disitus web mulai meningkat. Kita semua mejadi sangat resah. Bagaimana tidak, semua seperti mimpi ini bukan yang kita inginkan. Pemerintah pun sudah melakukan berbagai macam cara untuk menekan angka itu. Meski ku yakin dari kalian semua masih mengesampingkan dan meremehkan usaha pemerintah. Ya, aku juga marah sebetulnya kenapa ini tidak segera berakhir. Tapi aku memposisikan diriku di sisi pemerintah, ini sudah yang kulakukan semaksimal mungkin. Aku hanya ingin wargaku ikut bijak tidak egois untuk mementingkan keinginan dan kepentingannya sendiri. Meski membosankan untuk #dirumahsaja dalam waktu yang tidak pasti, tapi ini salah satu cara pemerintah menjaga kita semua. ya begitulah bahasa yang berdiplomatis padahal yasudahlah yang penting kalian paham kan maksudku? semua orang baik kok, semua orang memiliki harapan yang sama.

tik..tok..tik..tok..
tiba tiba sudah menuju setengah tahun, makin resah dong si milenial HAHA. Setelah angka angka yang berarti negatif itu meningkat, angka pernikahan pun meningkat. Akhirnya yang punya anggaran Liburan pun dialihkan menjadi anggaran pernikahan. Bukan sesuatu yang salah kok, kan pernikahan adalah sebuah ibadah. Ya meski sebagian berfikir “menikah bukan untuk menyelesaikan masalah tapi memulai masalah yang belum ada” ya gimana ya setiap orang punya pandangannya masih masing untuk menikah. Siapa sih yang gak mau menikah, Tidak perlu konsep pernikahan idaman cukup menikah bersama orang yang tepat yang saling mencintai saling menerima dan siap menjalankan perahunya dengan 2 kayuh, itulah yang di idam idamkan sebetulnya.

Aku sering kali berfikir : “menikahlah saat kamu menemukan orang yang tepat”. ya kembali lagi yakan setiap orang punya pendapatnya masing masing, ada juga yang ingin “menikah di saat yang tepat”.

Meski aku belum menikah, Setidaknya saat ini aku sudah menemukan orang yang tepat untuk ku. dan ku harap juga baginya

Kini tinggal Tuhan yang menunjukan kapan aku dan dia menjadi kita. Ya masih semua menjadi salah satu doa disepertigamalamku.

Suatu ketika aku berfikir, tidak semua keinginan dan cita cita mu akan tercapai jika kamu mengusahakannya sendirian. Bisa jadi cita cita dan impian yang sangat kamu inginkan itu akan segera terlaksana dan lebih mudah kamu raih saat kamu sudah menjalaninya berdua dan berproses bersama.

Back to the topic, yaps keputusan berat sih. Tapi ya ini aku, dan keputusanku. Sebelum aku memasuki si QLC nya aku tahun depan, aku mungkin harus mengambil langkah besar…super-duper-besar. Gak banyak yang mendukung keputusanku, dan banyak juga yang mendukung keputusanku.

Seperempat abad yang menakutkan, namanya hidup di tengah netizen dan bersosial ya semua menjadi sebuah kompetisi. Semua menjadi sosok yang kompetitif, berdiri dengan berada di atas bahu orang lain, ada yang berusaha berdiri dengan kedua kakinya sendiri meski dia menompang beban yang lebih berat dari sebuah kenyataan. Semua kembali ke personal masing masing. I hope you too, aku tahun ini tepat 24 tahun dengan 1 tahun lebih cepat daripada orang lain diumurku. Bahkan ber tahun tahun lebih cepat dan berat mengalami proses jatuh bangun. Tapi keputusan telah ku buat, aku akan wujudkan keinginanku impianku menjadi full time content creator. Berdiri diatas kedua kakiku sendiri, dan mendapat support dari rekan rekan terdekat, keluarga dan pastinya si support system ku. Terimakasih telah mendukung keputusanku.

Lalu, mau ngapain aja?

Hal terbodoh yang kulakukan, akun twitter ku lenyap ketika dengan egoisku ‘temporarily deactivate the account’ ketika aku berusaha menutup mata dan telingaku dari sesuatu hal. Tepat 30 hari aku lupa melakukan aktifasi kembali, hilang sudah semua memori dan akunku yang ada sejak 11 Maret 2011. Semua cara ku lakukan untuk melakukan pemulihan akun, tapi gagal.

Jadi? ya aku buat akun baru :)

lalu jawabannya, mau ngapain setelah ini?

“hobi fotomu gamau kamu post atau ikut lomba?” — Setelah maju mundur menimbang nimbang hasil fotoku yang apa pantas sih mejeng di lomba atau di publish? dan akhirnya..
Publish beberapa foto yang kupunya dan menjadi Contributors at Shutterstock;

“ga jadi apply penyiar radio lagi?” — Rasanya pengen banget balik ke dunia public speaking, nge MC lagi, jadi penyiar lagi. Akhirnya aku memutuskan untuk membuat podcast ku. Seharusnya sejak november 2018, podcast saat itu belum sebanyak sekarang. Kemudian ya back to reality, waktuku habis untuk pekerjaan kantor yang bikin berat untuk mulai merencankan bahan dan sebagainya. Meski semua bilang aku di mesin penuh ide, aku memang butuh me time untuk memulainya. Akhirnya meski terlambat, February 2021 Podcast pertamaku mengudara. 8 episode setiap bulan dengan konten konten yang berbeda dari yang lain. Semoga gak terlambat banget ya mengudara sekarang hihihi. Anak Spoon mana suaranya?? yaps salah satu nya para pendengarku di spoon yang minta aku untuk segera mengudara resmi di akun kalian hehe.
Kalian bisa ketemu aku di Spotify dan Apple Podcast yak, see you aku gak sabar buat ketemu kalian besok!!

“ayok lajutin apa yang kamu buat” — dia paling tidak setuju saat semua orang sudah berekspektasi besar atas apa yag sudah ku capai tapi aku belum tergerak lagi melanjutkannya.
Jadi salah satu yang akan kulakukan yaitu melanjutkan apa yang sudah kumulai itu dan mulai membuat langkah langkah kecil untuk menuju mimpi ku untuk membangun Creative Company,2021 tahun ini akan ku rilis si kolaborasi hebat ini, doakan ya.
for business and the latest updates hubungi aku by email ya.

Menulis lagi, aku memang bukan akan blogger meski dulu aku bermain blog selama 5 tahun. Kini mungkin aku harus pindah platform, dan berkembang. Lebih percaya diri untuk post hal hal positif, perspektif dan opini yang memang bisa di pahami bukan sekedar cuhat atau cerita fiksi belaka. Dulu cita citaku menjadi seorang penulis novel, banyak tulisanku yang sudah ku buat tapi tidak ku post seiring berjalannya waktu. Artikel dan Karya Tulis yang ku hanya simpan dan tidak ku publikasikan.
Sekarang aku harus lebih percaya diri lagi, jangan lagi down hanya karena kata orang yang kurang menyukaiku. So, It’s me! aku ada di medium dan tumblr.

Rebranding Ulang Instagram ku, untuk sebagai portofolio beberapa hal yang mungkin di perlukan.

Aktif kembali di twitter? Tempatku bercuit dan melakukan post beberapa hal positif sampai cuitan ringan di akun twitter baruku.

Tidak berhenti disitu, akupun juga pasti perlu dana untuk memutarkan semuakan? aku punya usaha juga kok, kecil sih tapi aku bangun ini terinspirasi dari pasanganku juga. Baru usaha minuman minuman manis sih, biar semua bisa ngerasain manisnya hidup juga jangan pahit pahitnya aja hehe semua harus seimbang bukan? — Sambil bermimpi punya kedai kecil di depan rumah kita kelak pastinya.

Jadi, mari kita resmikan menjadi full time content creator. Untuk kalian yang memang belum yakin untuk mengambil langkah besar, mulailah dengan langkah kecil dahulu, tekuni apa yang kalian sukai. Berjalanlah bersama waktu dan jangan melawan sang waktu. Telateni kembali bakatmu, siapatau pundi pundimu datang dari sana dan akhirnya memang cita cita dan kesuksesanmu datang dari sana. So, jangan takut untuk memulai karena kamu gak sendirian.

Meski aku terlambat merealisasikan mimpiku, tapi di umurku saat ini belum sesuatu yang terlambat. Aku percaya dan aku bisa. Kita berusaha dan biarkan tangan Tuhan yang bekerja menjadikan apa yang seharusnya terjadi. Gitu deh maksudnya, Kun Fayakun — Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan “Jadilah, lalu terjadilah”.

Kalau kamupun gak memulai dan berusaha lalu apa yang harus diusahakan dan di kabulkan?
Seimbangkan lah antara usahamu, doamu dan juga tetap serahkan semua hasilnya kepada yang diatas.

Akhir kata, sampai jumpa.

--

--

diviacitalk's

Reneweble Energy Engineer | Time Traveller | Creator | Foodie Enthusiast | locked by #AMQ